Penduduk Makkah kini mulai menyebut kota mereka sebagai 'Las Vegas'. Betapa tidak, dua kota ini sama-sama hidup 24 jam, sejak matahari bangkit hingga surya rebah. Bedanya, kehidupan di Makkah bernuansa Islami, sedangkan Las Vegas berlumur 'dosa'.
Selama 10 tahun terakhir, situs paling suci ummat Islam ini telah mengalami transformasi besar-besaran. Pembangunan raksasa ini telah menuai pertentangan Umat Islam di seluruh dunia, seperti dikutip dari worldbulletin.
Makkah yang tadinya dipenuhi gurun berdebu, 'berjuang' untuk mengatasi jumlah jamaah haji yang terus meningkat setiap tahun. Atas nama haji, kota suci itu sekarang sesak dengan gedung pencakar langit, pusat perbelanjaan dan hotel mewah.
Saban tahun, Makkah masuknya 13 juta pengunjung buat berhaji dan berumrah. Angka ini sepertiga dari jumlah wisatawan mengunjungi ke Las Vegas.
Untuk Dinasti Al-Saud, Makkah adalah visi mereka tentang masa depan. Baja dan beton dibangun untuk membuat kota metropolis hasil dari 'emas hitam' yang sangat besar. Semua dilakukan demi kebanggaan nasional.
Warga di dua kota suci Makkah dan Madinah, tampak terperanjat ketika warisan arkeologi bangsa diinjak-injak di bawah maniak konstruksi. Kesadaran mereka didukung oleh ulama yang berkhotbah terhadap pelestarian warisan mereka sendiri.
Hingga 2015, Makkah akan memiliki 80 ribu kamar hotel, seperti dilansir majalah the Economist dua tahun lalu. The Mecca Clock Royal Tower Hotel dengan 800 kamar, menjadi gedung terjangkung kedua universal setelah Burj Khalifa di Kota Dubai, Uni Emirat Arab. Gedung ini setinggi 591 meter, sedangkan Burj Khalifa 828 meter.
Hotel ini menyatu dengan jam terbesar di dunia. Ukurannya enam kali lebih besar ketimbang jam Big Ben di Ibu Kota London, Inggris. Tempat tetirah ini bagian dari kompleks Abraj al-Bait, proyek ambisius yang bakal menghasilkan tujuh menara superbesar. Letaknya hanya sepelemparan batu dari Kabah yang menjadi kiblat umat Islam.
Kompleks seluas 1,5 juta meter persegi ini bakal dilengkapi dua tempat pendaratan helikopter, satu pusat belanja raksasa, dan tempat salat bisa menampung 30 ribu jamaah.
Abraj al-Bait jauh lebih besar ketimbang gabungan luas kompleks Pentagon dan Hotel Palazzo di Las Vegas. Harga satu apartemen berukuran studio dimulai Rp 6,3 miliar.
Proyek Rp 48,2 triliun ini juga akan dilengkapi sistem transportasi mutakhir dan terintegrasi. Dampak buruknya bangunan bersejarah yang tidak ternbilai harganya lenyap, berganti hotel dan mal supermewah.
Direktur Eksekutif Yayasan Riset Warisan Sejarah Islam Dr Irfan al-Alawi menyayangkan lantaran tidak ada negara muslim bersuara atas perusakan budaya oleh pemerintah Saudi.
"Kita sudah kehilangan 400-500 tempat bersejarah, Saya berharap kita tidak terlambat untuk mengembalikan ke posisi semula," katanya seperti dilansir surat kabar the Independent, September tahun lalu.
Makkah, kota tempat dimana semua Muslim akan sama sesuai dengan wasiat Nabi Muhammad Saw, telah menjadi taman bermain untuk orang kaya. Kritikus mengatakan, kapitalisme telah merebut secara telanjang nilai spiritualitas sebagai Kota 'Raison d' être'.
"Tidak seorang pun punya nyali untuk berdiri dan mengutuk vandalisme budaya ini," kata Dr Irfan al - Alawi yang bertugas sebagai direktur eksekutif dari Islamic Heritage Research Foundation. Irfan telah berjuang untuk melindungi situs sejarah negaranya.
"Kami sudah kehilangan 400-500 situs. Aku hanya berharap itu tidak terlalu terlambat untuk membalikkan keadaan," tambahnya.
Sami Angawi, pakar Saudi terkenal pada arsitektur Islam di wilayah ini menunjukkan keprihatinannya. "Ini adalah kontradiksi mutlak untuk sifat Makkah dan kesucian rumah Allah," katanya kepada kantor berita Reuters awal tahun ini.
"Keduanya (Makkah dan Madinah) secara historis hampir selesai. Anda tidak menemukan apa-apa kecuali gedung pencakar langit."
Proyek Rp 48,2 triliun ini juga akan dilengkapi sistem transportasi mutakhir dan terintegrasi. Dampak buruknya bangunan bersejarah yang tidak ternbilai harganya lenyap, berganti hotel dan mal supermewah.
Direktur Eksekutif Yayasan Riset Warisan Sejarah Islam Dr Irfan al-Alawi menyayangkan lantaran tidak ada negara muslim bersuara atas perusakan budaya oleh pemerintah Saudi.
"Kita sudah kehilangan 400-500 tempat bersejarah, Saya berharap kita tidak terlambat untuk mengembalikan ke posisi semula," katanya seperti dilansir surat kabar the Independent, September tahun lalu.
Makkah, kota tempat dimana semua Muslim akan sama sesuai dengan wasiat Nabi Muhammad Saw, telah menjadi taman bermain untuk orang kaya. Kritikus mengatakan, kapitalisme telah merebut secara telanjang nilai spiritualitas sebagai Kota 'Raison d' être'.
"Tidak seorang pun punya nyali untuk berdiri dan mengutuk vandalisme budaya ini," kata Dr Irfan al - Alawi yang bertugas sebagai direktur eksekutif dari Islamic Heritage Research Foundation. Irfan telah berjuang untuk melindungi situs sejarah negaranya.
"Kami sudah kehilangan 400-500 situs. Aku hanya berharap itu tidak terlalu terlambat untuk membalikkan keadaan," tambahnya.
Sami Angawi, pakar Saudi terkenal pada arsitektur Islam di wilayah ini menunjukkan keprihatinannya. "Ini adalah kontradiksi mutlak untuk sifat Makkah dan kesucian rumah Allah," katanya kepada kantor berita Reuters awal tahun ini.
"Keduanya (Makkah dan Madinah) secara historis hampir selesai. Anda tidak menemukan apa-apa kecuali gedung pencakar langit."
Kekhawatiran paling mendesak dr Alawi adalah rencana ekspansi Masjidil Haram senilai 690 juta poundsterling. Masjidil Haram menjadi situs paling suci dalam Islam yang berisi Ka'bah - kubus batu hitam yang dibangun oleh Ibrahim (Abraham) dan menjadi kiblat umat Islam saat berdoa.
Pihak Pemerintah mengelilingi Ka'bah dengan gedung pencakar langit. Sebuah Menara Jam setinggi 1.972 kaki yang disebut dengan Clock Tower Royal Makkah dibuka awal tahun ini. Jam ini menjadi bagian dari pembangunan besar gedung pencakar langit yang akan dipenuhi hotel bintang lima untuk peziarah cukup kaya untuk membelinya.
Worldbulletin menulis, untuk membangun kota pencakar langit, pihak berwenang mendinamit seluruh gunung dan Benteng Ayjad pada era Ottoman yang terletak di atasnya. Di ujung lain dari Komplek Masjidil Haram, rumah istri pertama Nabi, Khadijah telah berubah menjadi blok toilet. Dimana letak rumah itu lahir juga tidak pasti.
Ahli arsitektur Islam tersohor asal Saudi, Sami Anggawi, juga memiliki kecemasan serupa. "Ini sangat bertolak belakang dengan kesucian Makkah dan kesakaralan Kabah."
Pihak Pemerintah mengelilingi Ka'bah dengan gedung pencakar langit. Sebuah Menara Jam setinggi 1.972 kaki yang disebut dengan Clock Tower Royal Makkah dibuka awal tahun ini. Jam ini menjadi bagian dari pembangunan besar gedung pencakar langit yang akan dipenuhi hotel bintang lima untuk peziarah cukup kaya untuk membelinya.
Worldbulletin menulis, untuk membangun kota pencakar langit, pihak berwenang mendinamit seluruh gunung dan Benteng Ayjad pada era Ottoman yang terletak di atasnya. Di ujung lain dari Komplek Masjidil Haram, rumah istri pertama Nabi, Khadijah telah berubah menjadi blok toilet. Dimana letak rumah itu lahir juga tidak pasti.
Ahli arsitektur Islam tersohor asal Saudi, Sami Anggawi, juga memiliki kecemasan serupa. "Ini sangat bertolak belakang dengan kesucian Makkah dan kesakaralan Kabah."
Semoga saja 'surga dunia' di sekitar Kabah tidak mengurangi kekhusyukan beribadah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar